Kamis, 12 Juni 2025

PENGETAHUAN BEARING ANALYZER

 SKF Bearing Analyzer adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi dan kinerja bantalan (bearing) dengan cara menganalisis getaran yang terjadi pada bearing tersebut. Analisis menggunakan metode frequency adalah cara umum yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau masalah pada bearing dengan memantau frekuensi getaran yang dihasilkan oleh bearing tersebut.


Metode Frequency dalam SKF Bearing Analyzer

  1. Prinsip Dasar:
    • Setiap jenis kerusakan pada bearing (misalnya retakan pada raceway, kerusakan bola, misalignment, atau masalah pelumasan) akan menghasilkan pola getaran dengan frekuensi tertentu.
    • SKF Bearing Analyzer menggunakan sensor getaran untuk mendeteksi dan menganalisis frekuensi ini, kemudian mencocokkannya dengan pola frekuensi standar yang diketahui untuk berbagai jenis kerusakan pada bearing.
  2. Frekuensi yang Digunakan:
    • Frekuensi dasar (Fundamental Frequencies): Frekuensi ini adalah frekuensi dasar yang terjadi ketika bearing berputar. Beberapa frekuensi dasar yang penting untuk pemantauan adalah:
      • BPFI (Ball Pass Frequency Inner race): Frekuensi di mana bola bearing melintasi raceway bagian dalam.
      • BPFO (Ball Pass Frequency Outer race): Frekuensi di mana bola bearing melintasi raceway bagian luar.
      • FTF (Fundamental Train Frequency): Frekuensi getaran yang terjadi karena kontak antara bola dan penghalang (train) di dalam bearing.
      • BSF (Ball Spin Frequency): Frekuensi getaran yang terjadi akibat gerakan bola yang berputar di dalam raceway.
  3. Proses Pembacaan:
    • SKF Bearing Analyzer akan mengukur getaran pada bearing dan menghitung komponen frekuensi berdasarkan data yang diterima.
    • Alat ini kemudian mengonversi data getaran menjadi spektrum frekuensi yang menunjukkan amplitudo getaran pada frekuensi tertentu.
    • Jika frekuensi tertentu lebih dominan atau melebihi batas yang telah ditentukan, itu bisa menandakan adanya masalah pada bearing, seperti keausan, cacat pada bola, atau masalah alignment.
  4. Frekuensi Umum untuk Deteksi Kerusakan:
    • Kerusakan bola: Jika ada masalah pada bola bearing, frekuensi dominan yang muncul adalah frekuensi BPFO (Ball Pass Frequency Outer race) atau BPFI (Ball Pass Frequency Inner race), tergantung apakah kerusakan terjadi pada bagian dalam atau luar bearing.
    • Kerusakan pada inner race atau outer race: Ini akan menciptakan frekuensi yang berhubungan dengan BPFI dan BPFO. Misalnya, jika terdapat kerusakan pada inner race, frekuensi BPFI akan meningkat.
    • Kerusakan pada cage (penahan bola): Jika ada kerusakan pada cage atau penahan bola, akan muncul frekuensi FTF (Fundamental Train Frequency).
    • Kerusakan umum atau aus: Kerusakan yang lebih umum atau aus pada bearing akan menimbulkan frekuensi dengan pola lebih acak dan mencakup berbagai komponen frekuensi yang berbeda.

Analisis Detail Frekuensi:

  1. Frekuensi dan Amplitudo:
    • Setiap jenis kerusakan akan menghasilkan frekuensi tertentu yang terkait dengan geometri dan jenis bearing yang digunakan.
    • Amplitudo getaran juga penting, karena semakin besar amplitudo, semakin besar kemungkinan ada masalah pada bearing.
  2. Diagnosis Berdasarkan Spectrogram:
    • SKF Bearing Analyzer akan menghasilkan spektrum frekuensi atau spectrogram, yang memetakan frekuensi getaran dan amplitudo pada waktu tertentu.
    • Dengan membandingkan spektrum yang tercatat dengan database frekuensi standar untuk berbagai jenis kerusakan, teknisi dapat menentukan apakah ada kerusakan pada bearing atau apakah kondisi bearing tersebut masih dalam batas toleransi.

Kesimpulan:

Metode frequency pada SKF Bearing Analyzer memanfaatkan frekuensi spesifik yang dihasilkan oleh bearing untuk mendiagnosis masalah atau kerusakan. Setiap jenis kerusakan pada bearing menghasilkan pola frekuensi yang unik, yang memungkinkan alat ini untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kerusakan atau masalah potensial pada bearing dengan sangat akurat. Penting untuk menguasai pemahaman tentang frekuensi standar seperti BPFI, BPFO, FTF, dan BSF untuk melakukan analisis yang efektif.

Pada pembacaan menggunakan SKF Bearing Analyzer, istilah 1R1 dan 1R2 yang diikuti dengan nilai frekuensi (seperti 10 Hz, 500 Hz, 200 Hz, 2 kHz) merujuk pada komponen frekuensi spesifik yang dihasilkan oleh getaran pada bearing. Untuk memahami lebih dalam, mari kita uraikan satu per satu.

Penjelasan Istilah:

  1. 1R1 dan 1R2:
    • 1R1 dan 1R2 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan frekuensi getaran yang terjadi pada komponen tertentu dalam bearing.
      • 1R1 biasanya mengacu pada frekuensi yang berhubungan dengan komponen raceway inner (lomba dalam) atau inner race pada bearing.
      • 1R2 umumnya mengacu pada frekuensi yang berhubungan dengan raceway outer (lomba luar) atau outer race pada bearing.
    • Angka 1 merujuk pada rotasi pertama, dan angka R1 atau R2 menunjukkan bagian komponen (race) yang dimaksud.
  2. Frekuensi yang Disebutkan:
    • 10 Hz, 500 Hz, 200 Hz, 2 kHz adalah frekuensi di mana getaran terdeteksi dalam sistem bearing. Ini menunjukkan frekuensi spesifik yang dihasilkan oleh getaran pada masing-masing komponen (inner race, outer race, bola, dll).

Frekuensi yang Diberikan:

  • 1R1 10 Hz: Frekuensi getaran 10 Hz pada inner race (lomba dalam) bearing, kemungkinan besar menunjukkan adanya interaksi bola dengan inner race.
  • 1R1 500 Hz: Frekuensi getaran 500 Hz pada inner race. Ini bisa menunjukkan adanya cacat atau keausan pada inner race yang menyebabkan getaran pada frekuensi ini.
  • 1R1 200 Hz: Frekuensi getaran 200 Hz pada inner race, bisa terkait dengan kerusakan atau ketidakrataan pada permukaan inner race atau pengaruh dari beban yang tidak merata pada bearing.
  • 1R1 2 kHz (2000 Hz): Frekuensi yang lebih tinggi ini menunjukkan getaran yang lebih tajam, yang seringkali terkait dengan masalah pada struktur mikro inner race atau keausan yang lebih halus.
  • 1R2 10 Hz: Frekuensi getaran 10 Hz pada outer race (lomba luar). Ini bisa terkait dengan interaksi bola dengan outer race pada frekuensi rendah.
  • 1R2 500 Hz: Frekuensi getaran 500 Hz pada outer race, yang mungkin menunjukkan cacat atau kerusakan pada outer race yang mempengaruhi pola getaran di frekuensi tersebut.
  • 1R2 200 Hz: Frekuensi getaran 200 Hz pada outer race, yang bisa mengindikasikan masalah serupa seperti pada 500 Hz, tetapi pada tingkat keausan atau ketidaksempurnaan yang berbeda.
  • 1R2 2 kHz: Frekuensi getaran 2 kHz pada outer race, yang bisa mengindikasikan masalah mikrostruktur atau kerusakan yang sangat halus pada outer race.

Maksud dari Pembacaan:

  • Angka-angka ini mencerminkan frekuensi spesifik yang dihasilkan oleh berbagai interaksi antara komponen-komponen dalam bearing (bola, inner race, outer race).
  • SKF Bearing Analyzer menggunakan frekuensi ini untuk mendeteksi masalah atau kerusakan pada bearing. Jika frekuensi yang terdeteksi jauh melebihi nilai normal atau di luar batas yang ditentukan, ini dapat menandakan adanya masalah pada bearing, seperti keausan, kelecetan, atau kerusakan struktural pada bagian tertentu.
  • Frekuensi yang lebih tinggi biasanya terkait dengan kerusakan yang lebih halus, seperti keausan mikro pada raceway, sedangkan frekuensi yang lebih rendah mungkin menunjukkan masalah yang lebih besar atau lebih serius, seperti ketidakrataan atau misalignment.

Kesimpulan:

Dalam konteks SKF Bearing Analyzer, pembacaan frekuensi ini digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan atau keausan pada bearing berdasarkan pola frekuensi tertentu yang terdeteksi selama analisis getaran. Setiap frekuensi yang terdeteksi merujuk pada interaksi spesifik dalam komponen bearing, dan jika frekuensi ini lebih tinggi dari normal, itu bisa menjadi indikator kerusakan pada bagian tertentu dari bearing tersebut.

 



Titik pengambilan

Dimana saja titik pengambilan data pada berbagai permesinan? Pada bagian sebelumnya dinyatakan bahwa vibrasi diambil sedekat mungkin dengan bearing pada arah horizontal, vertical, dan axial. Terdapat minimal 2 bearing pada permesinan. Ada beberapa istilah yang menyatakan posisi kedua bearing relatif terhadap kopling/beban (load).

1.     Outboard atau Non-Driven-End (NDE) atau khusus pada motor Front End yaitu sisi yang tidak menerima beban atau sisi yang tidak tersambung dengan kopling.

2.     Inboard atau Driven-End (DE) atau khusus pada motor Back End yaitu sisi yang menerima beban atau sisi yang tersambung dengan kopling.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar